Seni Rupa Posmodern
Istilah posmodernisme muncul pertama kali di wilayah seni,
yakni seni musik, seni rupa, fiksi, film, fotografi, arsitektur, kritik
sastra, dan sebagainya. Di sisi lain istilah posmodern juga muncul
di wilayah keilmuan yakni ilmu sosiologi, antropologi, geografi,
filsafat dan sebagainya. Peristilahan ini di definisikan sesuai dengan
konteksnya, istilah posmodern diartikan untuk menunjukkan
reaksi yang muncul dari dalam modernisme, sebuah gerakan yang
menolak modernisme yang mandek dalam birokrasi museum
dan akademi, menjelaskan siklus sejarah baru yang dimulai sejak
berakhirnya dominasi barat, surutnya individualisme, kapitalisme
dan kristianitas, serta kebangkitan budaya non barat, hilangnya batas
antara seni dan kehidupan sehari-hari. Tumbangnya batas antara
budaya tinggi dan budaya pop, pencampuradukan gaya yang bersifat
eklektik, parodi, pastiche, ironi, kebermainan, dan merayakan budaya
“permukaan” tanpa peduli pada “kedalaman”. (Sugiharto, 1996: 24-
26). Dalam perkembangan selanjutnya, seni, khususnya seni rupa
telah terjadi pemilahan antara seni murni (pure art) dengan seni
pakai (applied art/useful art). Dalam konteks ini, posmodernisme
dengan konsep pluralismenya telah menghapus pemilahan atau
hirarki antara seni dan desain. Prinsip modernisme telah diubah
menjadi ‘Form Follow Fun’. Kedudukan fungsi yang selama ini di
agung-agungkan oleh kalangan modernisme mengalami pergeseran
pada era posmodernisme.
Tuesday, 16 June 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment